Senin, 20 Februari 2012

DO'A PADA UPACARA MULAI SHOOTING FILM



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ,اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَا لَمِيْنَ,
 اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.
اللَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَنِ اِثْمُ مَغْفِرَتِكَ وَالسَّلاَمُ مِنْ كُلِّ اِثْمٍ وَالْغَنِيْمَةِ مِنْ كُلِّ بِرِّوَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَمِنَ النَّارِ.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Tinggi
Pada hari ini kami hadir dalam pertemuan yang cukup arti, 
akan dimulai shooting film berjudul “ ……………" kiranya usaha engkau berkati,
Direksi, karyawan, semua kru, pemeran dan pendukungnya,
Engkau lindungi.

Bimbinglah usaha tersebut ke jalan yang Engkau ridho,
sehingga produksi Filam berhasil guna, dapat menunjang pembangunan manusia seutuhnya, dinegara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, serta banyak menarik perhatian penontonnya.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Tahu
Sungguh bermakna hasrat mengungkup cerita tentang "…………………"

Ya Allah Tuhan Yang Maha Rahman
Perhatiakn kepada kami indahnya yang haq untuk kami jalankan,
jauhkan kami dari penyebab sesal tiada berkesudahan,
taufiq hidayah-Mu selalu kami mohon,
kami terapkan.

Sejahterakan hidup kami dialam fana, bahagiakan kami kelak ditanam di sorga, hindarkan kami Dari fitnah, noda dan mala petaka, takkan sanggup kami menanggung adzab neraka.

رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ اَنَبْنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. رَبَّنَا آتِنَا فِىالدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِىاْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Sumber: Direktur Urusan Agama Islam 2005

Minggu, 19 Februari 2012

KEMBUNG/BLOAT/TIMPANI PADA TERNAK


Apakah Kembung/Timpani/Bloat ?
Selain diare, penyakit kembung merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang ternak ruminansia terutama sapi dan domba. Meskipun terlihat sepele, sebaiknya kita selalu waspada, karena pada kasus yang berat dapat berakibat fatal dan kematian pada ternak. Ada beberapa jenis kembung, namun yang akan lebih banyak diungkap disini adalah kembung pada perut rumen (rumen bloat). Jenis lainnya adalah abomasum bloat yang seringkali lebih fatal namun jarang terjadi pada sapi dewasa.
Rumen bloat pada ternak dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Namun secara garis besar, timbulnya kembung disebabkan karena akumulasi gas yang berlebihan di dalam rumen hewan ruminansia. Sebelum lebih jauh, mari kita melihat mengapa ini bisa terjadi.
Seperti kita ketahui, pencernaan bahan makanan di dalam perut hewan ruminansia dilakukan oleh ”kebun binatang” di dalam perut sapi. Kebun binatang yang dimaksud disini adalah jasad mikro/mikroorganisme yang secara alamiah ada di dalam perut yang bertugas melakukan pencernaan awal terhadap bahan makanan dan terutama protein. Proses pencernaan protein oleh mikroorganisme ini akan menghasilkan berbagai enzim dan asam amino yang dapat diserap oleh dinding usus ternak. Tanpa adanya mikroorganisme ini dapat dipastikan proses pencernaan makanan di dalam perut ternak tidak akan dapat terjadi.
Namun di sisi lain, proses pencernaan bahan makanan oleh mikroba juga mengeluarkan eksreksi lain berupa gas yang sebagian besar adalah karbondioksida (CO2) dan metana (CH4).
Nah gas-gas inilah yang apabila tidak sempat dikeluarkan melalui anus dengan cara berkentut atau dengan bersendawa, gas akan terakumulasi di dalam rumen. Seringkali bloat ringan seperti ini dapat sembuh dengan sendirinya. Namun. apabila kejadian berlanjut dan tidak ditangani, akumulasi gas terjebak ini akan membentuk buih/busa (froathy bloat) yang akan semakin sulit bagi sapi untuk mengeluarkannya.

Gejala Bloat 
Untuk itu kita perlu mengetahui beberapa gejala yang tampak ketika ternak mengalami kembung:
·         Perut bagian kiri atas membesar dan cukup keras, bila ditepuk akan terasa ada udara dibaliknya, dan berbunyi seperti tong kosong, persis ketika kita merasa kembung.
·         Ternak merasa tidak nyaman, menghentakkan kaki atau berusaha mengais-ais perutnya
·         Ternak sulit bernafas atau bernafas melalui mulut
·         Sering berkemih/kencing
·         Mengejan
·         Pada kasus yang berat akhirnya tidak dapat berdiri dan mati.

Kapan Bloat Terjadi dan Pencegahannya?
Banyak faktor yang dapat menyebabkan bloat. Beberapa yang bisa disebutkan antara lain:
·         Genetik atau keturunan (meskipun hal ini juga sulit dibuktikan)
·         Jenis, dan jumlah kandungan protein tertentu di dalam bahan pakan
·         Jumlah dan kecepatan asupan makanan
·         Tekstur bahan pakan
·         Populasi mikroba tertentu dalam rumen

Selain hal-hal diatas, hal-hal lain yang dapat berkontribusi pada terjadinya kembung sangat beragam, bisa dari suhu dan cuaca, tingkat stress, kebersihan, atau ketersediaan air. Sehingga kita harus memperhitungkan faktor-faktor diatas ketika ingin mencari penyebab dari bloat secara lebih spesifik.
Berdasarkan pengamatan dan studi literatur, penulis beranggapan bahwa makanan adalah faktor dominan penyebab kembung. Makanan yang dimaksud disini adalah pola asupan pakan dan menu. Bila ditelusuri lebih jauh, pembentukan gas yang berlebihan sering diasosiasikan pada kondisi-kondisi berikut, yang semuanya saling berkaitan:
v  Hijauan segar sangat disukai ternak, dengan kondisi perut yang lapar di pagi hari, tingkat asupan rumput akan semakin tinggi. Ternak akan sangat lahap mengkonsumsi hijauan yang langsung masuk ke dalam rumen.
v  Hijauan pada usia muda memiliki kandungan nutrisi puncak. Nutrisi yang tinggi ini juga sangat digemari oleh mikroba.
v  Hijauan di pagi hari memiliki kandungan embun dan air yang tinggi yang sering diasosiasikan sebagai pemicu bloat.
v  Hijauan di awal musim hujan sedang berada pada tahap pertumbuhan pesat dan nutrisi tinggi. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya kejadian bloat pada awal musim hujan. Dimana setelah melewati musim kemarau, ternak kangen terhadap rumput segar dan mengkonsumsinya dengan lahap.
v  Hijauan yang baru diberi pupuk juga sedang dalam kondisi pertumbuhan pesat dan nutrisi tinggi. Jenis leguminosae (kacang-kacangan) tertentu ditenggarai dapat memicu bloat selain karena kandungan protein yang tinggi.
            Kondisi diatas memicu aktivitas mikroba yang tinggi di dalam rumen. Seperti telah disinggung, aktivitas mikroba yang tinggi akan meningkatkan produksi gas dan pada gilirannya mengakibatkan bloat.

            Tidak ada tindakan pencegahan yang terbukti 100% berhasil, namun demikian untuk meminimalisir kejadian bloat, kita dapat melakukan hal-hal berikut:
ü  Jangan memberikan hijauan atau leguminosae segar, apalagi yang berusia muda di pagi hari. Berikan sarapan pada sapi rumput kering atau hijauan yang telah dilayukan. Beberapa penelitian menyebutkan, pelayuan selama 2 – 3 jam sudah cukup menurunkan kandungan air. Suatu kebiasaan yang baik apabila peternak memberikan terlebih dahulu hijauan yang dipanen pada hari kemarin untuk diberikan pada pagi hari ini. Bila tidak tersedia hijauan kering, berikan konsentrat atau hijauan segar dalam kuantitas yang kecil dan perlahan-lahan.
ü  Jangan lepaskan ternak di padang penggembalaan di pagi hari apalagi dalam keadaan perut kosong. Awali dengan rumput kering untuk meredakan nafsu makan atau tunggu ketika matahari mulai naik dan embun sudah menguap. Hal yang sama juga berlaku apabila rumput penggembalaan basah oleh air hujan.
ü  Observasi ternak di padang penggembalaan minimal 2 jam setelah diumbar. Pada rentang waktu ini biasanya bloat terjadi. Bila terlihat ada gejala, jangan terburu-buru menariknya dari grazing area, seringkali bloat dapat sembuh dengan sendirinya. Apabila gejala berlanjut, segera beri tindakan.
ü  Pastikan perut ternak terisi rumput kering/hay/serat sebelum digembalakan pada awal musim hujan. Hal ini akan mengurangi asupan rumput segar sehingga memungkinkan rumen lebih mudah beradaptasi dengan menu baru yang segar perlahan-lahan.
ü  Berikan hijauan dalam bentuk kasar. Jangan potong kecil-kecil hijauan. Semakin kasar potongan hijauan (misalnya hijauan utuh) akan semakin lambat mikrobial rumen mencerna sehingga meminimalkan kemungkinan bloat.

Cara pemberian hijauan (dan konsentrat) sedikit demi sedikit tapi dengan frekuensi yang sering adalah paling baik, sayangnya ini akan merepotkan peternak sendiri.

Beberapa ternak seringkali mengalami bloat berulang yang kronis. Mungkin disebabkan oleh faktor genetis. Bisa dipertimbangkan untuk di afkir saja. Karena sebagian besar penyebab bloat adalah proses pencernaan oleh mikroorganisme, pemberian probiotik terutama pada sapi muda dapat membantu memperbaiki fungsi rumen.

Ada beberapa obat khusus untuk pencegahan seperti pemberian anti-bloat yang disisipkan pada pakan (ionophore), antibiotik (oxytetracycline, penicillin), deterjen khusus ataupun anti-foam, namun untuk kondisi sebagian besar peternak di Indonesia hal ini kurang applicable sehingga tidak akan dibahas lebih lanjut disini.

Mengobati Bloat
Meskipun anda sudah melakukan langkah-langkah pencegahan, bloat masih dapat terjadi. Memanggil dokter atau personil kesehatan hewan merupakan tindakan yang dianjurkan. Namun hal ini tidak selalu dapat dilakukan karena berbagai keterbatasan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh peternak baik secara tradisional maupun medis modern untuk mengobati bloat diantaranya adalah:
v  Ganti menu hijauan segar dengan daun kering/hay. Hal ini akan membantu pada bloat ringan. Membawa ternak berjalan jalan juga dapat membantu.
v  Bila masih berlanjut, berikan anti foam. Secara tradisional berupa minyak nabati atau lemak. Minyak bertugas sebagai pengurai buih. Kami biasanya menggunakan minyak nabati atau minyak sayur atau minyak goreng pada dosis 150 – 300 ml segera setelah bloat terdeteksi. Susu murni sebanyak 1 liter juga dapat dijadikan alternatif untuk membuyarkan buih. Obat modern anti foam untuk mengobati timpani juga tersedia dalam berbagai merek, dapat diperoleh di toko-toko obat hewan.
v  Dengan menggunakan selang (ukuran ¾” sampai 1” diameter) sepanjang 2 – 3 meter yang dilumuri dengan minyak, dimasukkan melalui mulut melalui esophageal sampai mencapai rumen untuk membantu mengeluarkan gas dari dalam rumen. Selang ini sering disebut selang esophagus/stomach tube. Cara ini terkadang berhasil namun cukup berbahaya karena dapat menganggu bagian dalam ternak. Sebaiknya mintakan saran pada dokter hewan atau latihlah dahulu sebelum bloat terjadi.
v  Apabila cara diatas tidak terlihat manjur dan kondisi ternak sudah tidak bisa berdiri sementara dokter hewan belum datang, anda harus melepaskan tekanan gas dengan paksa dengan cara melubangi dinding perut sapi. Bisa dengan menggunakan trokar (semacam penusuk, mirip paku tapi lebih besar) yang ditusukkan pada perut kiri atas, di belakang tulang rusuk. Gas yang terjebak dapat keluar melalui lubang tersebut. Apabila trokar tidak tersedia, sembarang alat yang tajam sepeti jarum suntik, jarum besar atau paku dan pisau bisa juga digunakan untuk membuat lubang sedalam kira-kira 2.5cm. Setelah ditusukkan, pisau jangan dicabut, tapi diputar miring sehingga gas bisa keluar. Namun demikian tindakan ini sebaiknya dipandang sebagai cara terakhir, karena bila salah dapat merobek rumen. Apabila ini terjadi dokter harus melakukan jahitan dan memberikan antibiotik untuk menghindari infeksi.

Beberapa pendapat teman-teman peternak tentang cara pengobatan kembung secara tradisional adalah:
v  Beberapa peternak di tempat kami mengklaim dengan memberikan air soda (sprite) 1 – 2 botol dapat membantu. Bila ditelusuri, soda dapat memudahkan sendawa. Namun demikian perlu diteliti lebih lanjut, jangan sampai kandungan gas (karbondioksida) pada soda malah terjebak dan memperparah bloat.
v  Pemberian daun nangka muda dapat mengobati sakit perut. Peternak juga suka memberikan daun nangka ini pada ternak yang mengalami bloat. Penulis tidak mengetahui secara pasti kandungan daun nangka, namun pada kasus bloat ringan dapat membantu. Mungkin karena serat kasarnya saja.
v  Memberikan air kelapa muda. Pendapat kami, air kelapa mengandung mikroorganisme probiotik, sehingga kemungkinan dapat membantu.
v  Memasukkan pelepah atau daun pepaya pada anus ternak yang mengalami bloat. Analisa kami, pepaya mengandung pektin yang sering digunakan sebagai obat diare.

Beberapa resep tradisional lain untuk mengobati bloat yang dapat kami temukan antara lain:
v  Daun kentut atau sembukan 3 genggam dan bawang merah 20 buah. Parut halus daun kentut dan haluskan bawang merah. Campur kedua bahan dan tambahkan garam. Campur air dalam botol dan minumkan. Dosis untuk satu ekor sapi dewasa.
v  Getah pepaya 2 sendok makan. Garam dapur 1 sendok makan. Campurkan secara merata dan tambah air dalam botol air mineral kemudian diminumkan. Dosis untuk satu ekor sapi pedet.

Kesimpulan
Bloat pada ternak ruminansia merupakan hasil dari beragam faktor. Elemen yang ditemukan paling berperan adalah fermentasi bahan makanan oleh mikrobial rumen yang menghasilkan gas yang tidak dapat dikeluarkan. Rumen, bloat biasanya terdeteksi dengan menggelembungnya perut kiri sedangkan abomasum bloat khas terjadi pada perut sebelah kanan. Daftar skenario penyebab dan pengobatannya merupakan daftar yang panjang. Isu-isu manajemen dan contoh kasus diatas ditampilkan bukan untuk menampilkan daftar panjang tersebut, melainkan untuk menstimulasi pemikiran dan memfasiltiasi evaluasi kita bersama. Dengan mengevaluasi dan mengatur cara kita berinteraksi dengan hewan dan manajemen kandang, banyak faktor yang berperan dalam bloat dapat kita hilangkan atau minimalkan.

sumber: Anonimus, berbagai sumber

Kamis, 16 Februari 2012

Cerita, "Bunuh Diri"

Pada suatu hari, tampak seorang pemuda berdiri termangu-mangu di tepi sebuah jembatan dengan sungai yang berair deras dibawahnya. Sesekali matanya menerawang jauh. Kemudian dia menarik napas panjang. Jelas kelihatan diwajahnya, dia sedang frustasi dan putus asa.

Si pemuda berkata pada dirinya sendiri “Semua kenikmatan duniawi telah aku cicipi. Aku pernah kaya, pernah pergi ke tempat-tempat indah diseluruh dunia. Makanan lezat dan kenikmatan yang dapat dibeli oleh orang juga telah aku rasakan.”

“Tetapi sekarang, aku sungguh tidak bahagia. Keluargaku berantakkan, anakku meninggal dunia, istriku pun pergi meninggalkan aku. Lalu untuk apa lagi aku hidup di dunia ini? Biar pun aku masih memiliki harta kekayaan, tetapi hatiku kosong dan menderita!”

Si pemuda tampak bersiap-siap bunuh diri, dengan cara menceburkan diri ke sungai. Tetapi disaat yang bersamaan, datang seorang pengemis berpakaian kumal menghampiri dia.

“Tuan yang baik, tolong beri saya sedikit uang untuk makan. Saya doakan semoga tuan selalu sehat dan berumur panjang..”

Sang pemuda segera mengeluarkan dompet dari sakunya, mengambil semua uang yang ada, sambil memberikan kepada si pengemis, dia berkata, “Ambilah semua uang ini.”

“Semua ini?” Tanya si pengemis tidak percaya.

“Ya, ambillah semua. Karena ditempat yang akan aku tuju, aku tidak memerlukannya.” Kata si pemuda sambil mengalihkan pandangannya kearah sungai di bawah jembatan.

Si pengemis rupanya merasakan sikap pemuda yang agak janggal. Kemudian setelah memegang dan memandangi uang itu sejenak, dia cepeat-cepat mengembalikan uang itu.

Pengemis itu berkata, “Tidak, tidak jadi. Aku memang seorang pengemis, tetapi aku bukan seorang pengecut dan aku tidak akan mengambil uang dari seorang pengecut. Ini, bawalah uang ini bersamamu ke sungai itu.”

Lalu, si pengemis segera pergi dari situ sambil berteriak lantang, “Selamat tinggal tuan pengecut…!”

Pemuda yang ingin bunuh diri itu terpana kaget. Perasaan puas dan bahagia sejenak yang dirasakan karena bisa memberi, lenyap seketika. Dia sangat ingin si pengemis menerima pemberiannya, apalagi diakhir hidupnya, tetapi itupun tidak bisa.

Tiba-tiba dia menyadari bahwa ternyata dengan memberi kepada orang lain justru dia merasa bahagia. Ini sungguh suatu pengetahuan baru bagi pemuda itu.

Setelah itu, dia memandang kea rah sungai sekali lagi, lalu berpaling dan berjalan pergi mengejar si pengemis. Dia ingin mengucapkan terima kasih dan memberitahu bahwa dirinya tidak akan menjadi seorang pengecut. Dia berjanji didalam hati, akan kembali berjuang, untuk mendapatkan kebahagian dengan memberi kepada orang-orang yang membutuhkan.

Sahabat,

Rasanya begitu mengenaskan, mendengar orang mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas. Bahkan tidak jarang, gara-gara masalah sepele, orang bisa mengambil tindakan bodoh.

Setiap manusia pasti mengalami masalah-masalah dalam kehidupannya. Akan tetapi, bagaimana pun berat dan besarnya beban hidup, kita harus berani menghadapinya.

Semua itu hanya karena satu alasan, yaitu hidup adalah tanggung jawab. Daripada berani mati secara pengecut, jauh lebih bernilai berani hidup secara ksatria.

Dan ternyata, kebahagiaan tidak hanya didapat pada saat kita menerima. Kebahagiaan bisa kita dapatkan justru saat kita memberi.

(Sumber : Andrie Wongso)

Rabu, 15 Februari 2012

Manusia berhati batu

Di kalangan pemuka kafir Qurays, ada seorang laki-laki yang dikenal mahir bergulat. Laki-laki itu bernama Rukanah bin Abdu Yazid. Pada suatu hari, ia bertemu Rasulullah saw. Beliau menantang Rukanah bergulat dengan syarat jika Rukanah kalah, ia mengikuti beliau.

Akhirnya, Rukanah menerima tantangan Rasulullah. Keduanya lalu bergulat. Rasulullah dapat mengalahkan Rukanah. Dengan cepat, Rukanah bangkit lagi dan menantang Rasulullah saw. Rasulullah saw pun kembali mengalahkannya.

Rasulullah saw lalu menunjukkan sesuatu yang menakjubkan pada Rukanah. Beliau menyuruh sebuah pohon datang menghadapnya. Tak lama kemudian, beliau menyuruh pohon kembali ke tempatnya semula.

Rukanah sangat takjub dengan kemampuan Rasulullah saw. Namun, Rukanah tetap bersikap sombong dan tidak mau masuk Islam. la pun segera kembali pada kaumnya dan bercerita tentang peristiwa yang dialaminya. la mengabarkan bahwa Rasulullah saw memiliki sihir yang sangat hebat.

Keengganan Rukanah untuk beriman pada Allah SWT, salah satunya disebabkan oleh sikap sombong.

Sabtu, 30 Mei 2009

KAMUS

Kamus Unggas

Albumen : Putih telur yang kaya akan protein yang dihasilkan oleh gobelet dalam magnum, di bawah kontrol hormon estrogen.

Appetit calcic spesific : Kalsium pakan yang didepositkan saat pertama kali terjadi vitelogeni dan saat pertama kali terjadi pembentukan kerabang telur.

Barbules : Pembentuk bulu.

Beard : Janggut atau pial ayam.

Breed (bangsa) : Klasifikasi ayam berdasarkan bentuk morfoligi dan besar tubuh yang sama dari setiap kelas, misalnya ayam Brahma.

Breeding farm : Industri pembibitan unggas, yaitu tempat untuk mengembangbiakkan unggas.

Broiler : Ayam penghasil daging yang dipelihara sampai umur 6 - 7 minggu dengan berat 1,5 - 2,0 kg dan konversi pakan 1,9 - 2,25.

Broodines (mengeram) : Usaha ayam untuk mengerami telur setelah bertelur, pada periode tertentu dan dibawah pengaruh hormon prolaktin.

Calbindin, Calcium Binding Protein (CaBP) : Ion kalsium pakan yang terkait dengan protein yang terabsorpsi di jonjot usus halus.

Class : Standar klasifikasi ayam berdasarkan daerah asal-usul geografis yang memberikan variasi perbedaan bentuk dan sifat karakteristik ayam, misalnya ayam Asia, ayam Amerika, dan sebagainya.

Cluth : Jumlah telur dalam setiap seri peneluran.

Comb : Jengger ayam

Coprodeum : Muara tempat keluarnya feses di kloaka ayam.

Creeper : Ayam yang mempunyai bentuk badan normal, tetapi kakinya pendek karena adanya gen C yang heterozigot.

Crest : Bentuk mahkota bulu kepala pada unggas.

Crop : Tembolok ayam tempat menyimpan pakan untuk sementara.

Ditjenak : Singkatan dari Direktorat Jendral Peternakan.

DOC (Day Old Chik) : Anak ayam umur sehari; ada juga yang menamakan “kuri” (=kutuk umur sehari). Selaras dengan istilah tersebut, juga berlaku untuk anak itik (Day Old Duck = DOD), anak puyuh (Day Old Coturnix = DOC), anak angsa (Day Old Geese = DOG).

Dual Purpose : Ayam tipe dwiguna yang mampu menghasilkan telur dan daging sama baiknya.

Efisiensi pakan : Besarnya bagian pakan yang dapat diubah menjadi produk (daging atau telur) yang dinyatakan dalam persen.

|Rumus| Efesiensi pakan broiler = (Kenaikan berat badan (g/ekor/hari) / Konsumsi pakan (g/ekor/hari) ) x 100% || Keterangan : efisiensi pakan semakin besar semakin baik, sedangkan konversi pakan semakin kecil semakin baik.

Ekskreta : Feses yang bercampur dengan urine pada unggas.

Feed Convertion Ratio (FCR) atau konversi pakan : Perbandingan antara jumlah pakan yang dihabiskan dan kenaikan berat badan pada periode waktu dan satuan berat yang sama (untuk ayam broiler). Konversi pakan pada ayam petelur adalah perbandingan jumlah pakan yang dihabiskan dengan produksi telur dikalikan massa telur (rata-rata berat telur).

| Rumus| Konversi pakan untuk ayam broiler = (Konsumsi pakan pada waktu dan berat yang sama / Kenaikan bobot badan pada waktu dan berat yang sama)

| Rumus| Konversi pakan untuk ayam petelur = (Konsumsi pakan pada waktu dan satuan berat sama / (HDA x Bobot telur pada waktu dan satuan berat sama))

Contoh konversi pakan untuk ayam broiler : Apabila berat broiler yang dipelihara sampai umur 6 minggu menghabiskan pakan 2,50 kg, sementara itu kenaikan berat badan (berat badan umur 6 minggu - berat DOC) selama 6 minggu adalah 1,25 kg, maka konversi pakan adalah 2,50 / 1,25 = 2,0

Feed mill : Pabrik pakan ternak.

Feed Intake (FI) atau konsumsi pakan : Jumlah pakan yang dihabiskan oleh ayam atau unggas pada periode waktu tertentu, misalnya konsumsi pakan setiap hari dihitung dengan satuan gram/ekor/hari.

Final stock : Ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan telur atau daging yang telah melalui berbagai persilangan dan seleksi. Di antara ayam jantan atau betina final stock ini tidak boleh disilangkan karena keturunannya akan menghasilkan produksi 50% dari induknya.

Fondation stock (great grand parents stock) : Jenis ayam yang berasal dari persilangan dan seleksi dari berbagai kelas, bangsa, atau varietas yang dilakukan oleh pembibit dan merupakan bahan (stock) untuk membentuk GPS. Great grand parents ini dihasilkan dari persilangan galur murni (pure line).

Finisher : Periode pemeliharaan ayam broiler dan umur 3 - 7 minggu.

Flock mating : Perkawinan dari seekor ayam jantan dengan sekelompok ayam betina pada setiap flock.

Gain weight : Kenaikan berat badan pada periode waktu tertentu dengan cara mengurangi berat badan ayam pada akhir minggu dengan jumlah ayam dan jumlah hari sehingga diperoleh satuannya dalam gram/ekor/hari.

Grand parents stock (GPS) : Jenis ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan parents stock (PS).

Gallus varius : Ayam hutan hijau jawa.

Gallus bankiva : Ayam hutan merah.

GAPUSI : Gabungan Penggemar Unggas Indonesia.

Gen dwarf : Gen ayam tipe ringan yang ditemukan Hutt (1949), diberi simbol dw.

Gen normal : Gen ayam tipe berat, diberi simbol DW.

Gizard atau empedal : Bagian saluran pencernaan mekanik unggas untuk melumatkan bolus sebelum diabsorbsi usus besar.

Grower : Periode pemeliharaan ayam petelur pada umur 6 - 12 minggu.

Galur murni (pure line) : Suatu breed atau varietas ayam yang telah mengalami seleksi dan pemurniaan berdasarkan sifat/karakteristik unggul tertentu yang akan digunakan untuk membentuk strain komersial melalui perkawinan atau persilangan.

Hen day average (HDA) : Persentase perbandingan antara jumlah produksi telur dan populasi ayam dalam satu kelompok pada satuan waktu tertentu. Contoh : hari ini jumlah ayam sebanyak 90 ekor dan bertelur 75 butir, berarti HDA = 75/90 x 100% = 83,33 %.

Hen house average (HHA) : Persentase perbandingan antara jumlah produksi telur dan jumlah ayam pada saat pertamakali ayam dimasukkan. Contoh : pada tanggal 1 Januari 1999 pak Bejo membeli ayam siap bertelur 100 ekor. Pada tanggal 10 Juni 1999, ayam dikandang tinggal 90 ekor (10 ekor mati). Produksi telur pada tanggal 10 Juni 1999 adalah 75 butir, sehingga HHA = 75/100 x 100% = 75%.

Hen fever : Ayam yang mempunyai gerakan lambat sehingga seperti ayam sakit, misalnya ayam Cochin.

High stock production : Ayam yang telah terseleksi dan produksi telur ataupun dagingnya tinggi.

Homeotermik : Suhu tubuh ayam yang selalu konstan 40 derajat Celcius - 41 derajat Celcius.

Hybrid commercial stock : Ayam yang telah diseleksi untuk dipasarkan secara komersial.

KINAK PRA : Kawasan Industri Peternakan Rakyat Agribisnis.

KINAK PIR : Kawasan Industri Peternakan Inti Rakyat.

KINAK SUPER : Kawasan Industri Sentra Usaha Peternakan Ekspor.

Karkas Unggas : Hasil pemotongan unggas (ayam) tanpa disertai bagian darah, bulu, kepala, cakar, usus, dan giblet (hati, jantung, dan empedal), tetapi paru-paru termasuk dalam bagian karkas.

Layer : Ayam penghasil telur yang dipelihara sampai umur 75 minggu (berproduksi dari umur 20 - 75 minggu).

Laying squence : Seri peneluran.

Legund : Ayam leher gundul (neck necked) yang membawa gen Na.

Meatness : Sifat dan kualitas daging pada ayam broiler yang terbentuk cukup baik.

Monophylitic origin : Teori asal usul ayam dari satu keturunan Gallus.

Molting : Peristiwa rontoknya bulu secara alamiah dan beraturan. Molting yang dipaksakan, dinamakan force molting atau induce molting, digunakan untuk mengatur produksi, harga telur, meningkatkan produksi, dan kualitas telur.

Ornamental : Ayam yang dipelihara untuk kesenangan.

Oviduk : Saluran reproduksi ayam betina yang terdiri atas infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina.

Ovarium : Alat reproduksi ayam betina yang menghasilkan ovum (yolk/kuning telur).

Oviposition : Peristiwa keluarnya telur dari kloaka (lay of point) karena pengaruh hormon oksitosin.

Ovulasi : Peristiwa keluarnya (yolk) dari folikel setelah robeknya pada bagian stigma oleh karena pengaruh luteinizing hormon, kemudian ovum ditangkap oleh mulut infundibulum.

Parent stock (PS) : Jenis ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan final stock (FS).

Pen mating : Perkawinan dari beberapa betina dengan seekor pejantan, tetapi pejantan digilir pada setiap kandang.

Panting (hiperventilasi termik) : Usaha ayam untuk mengeluarkan panas tubuhnya karena heat loss lebih kecil daripada heat production.

Polyphyletic origin : Teori asal usul ayam berasal dari beberapa persilangan Gallus.

Porphirin : Pigmen yang menyebabkan warna coklat pada kerabang telur.

Poultry / unggas : Nama yang diberikan pada sekelompok hewan kelas Aves yang telah didomestikasi yang mampu memberikan nilai ekonomis dalam bentuk barang atau jasa untuk kesejahteraan manusia serta perkembangbiakannya di bawah pengelolaan manusia.

Poultry science : Ilmu pengetahuan baik prinsip atau praktis tentang unggas serta tentang reproduksi, produksi (budidaya), dan pemasarannya.

Poultry production (produksi ternak unggas) : Usaha menernakkan unggas guna mendapatkan nilai ekonomis yang setinggi-tingginya.

Proctodeum : Muara tempat keluarnya sperma di kloaka.

Pullet : Ayam petelur dara menjelang bertelur (umur 12 - 18 minggu).

Pure breed : Galur murni ayam.

Pterylae : Tempat tumbuhnya bulu pada kulit ayam.

Plumping : Penyerapan air dan mineral saat mulai terbentuknya kerabang tipis yang terjadi di isthmus.

Rate of gain : Laju pertumbuhan dan bobot badan.

Rongga udara (air sac) : kantong udara pada unggas (4 pasang dan satu tunggal) yang membantu proses pernafasan.

SAPRONAK : Sarana Produksi Peternakan, misalnya tempat pakan, egg tray.

Sekum (usus buntu) : Sepasang saluran pencernaan tempat mencerna serat kasar dan absorbsi air.

Squab : anak burung merpati.

Shank : Kaki ayam dari tarsometatarsus sampai jari.

Starter : Periode pemeliharaan ayam umur satu hari sampai umur tiga minggu (pada broiler) atau sampai umur enam minggu (pada ayam petelur).

Sex linkage inheritance : Gen yang terkait pada salah satu kromosom dari seks kromosom sehingga menghasilkan sifat seperti induknya pada anak yang jantan atau fenotif seperti bapaknya terdapat pada anak betinanya.

Strain : Klasifikasi ayam berdasarkan garis keturunan tertentu (breeding) melalui persilangan dari berbagai kelas, bangsa, atau varietas sehingga ayam tersebut mempunyai bentuk, sifat, bangsa, dan tipe produksi tertentu sesuai dengan tujuan produksi, contoh Hy-Line, Golden Commet, dll.

Stud mating : Perkawinan antara seekor ayam jantan dan seekor ayam betina.

Tipe : Standar klasifikasi aya berdasarkan kemampuan ayam menghasilkan produk komersial yang sesuai dengan tujuan pemeliharaan, misalnya ayam tipe petelur, tipe pedaging, dan tipe dwiguna.

Susu tembolok (crop milk) : Gel yang mengandung nutrien berkualitas tinggi, dihasilkan oleh burung merpati yang mengeram sampai menetaskan telur dan meloloh anaknya.

Spermatogenesis : Proses pembentukan sel sperma di tubuli seminiferi (sel Leydig) testis, di bawah kontrol hormon testosteron.

Tulang medular : Tulang pada unggas yang berhubungan langsung dengan rongga udara, tulang ini merupakan sumber kalsium saat pembentukan kerabang telur.

Uropigial : Tulang ekor ayam.

Urodeum : Bagian ureter paling akhir di kloaka tempat keluarnya urine yang akan bercampur dengan feses sehingga dinamakan ekskreta.

Vent : Kloaka tempat oviposition.

Vitelogeni : Proses sintesis asam lemak di hati untuk pembentukan kuning telur, terjadi di bawah kontrol hormon estrogen.

Varietas : Standar klasifikasi ayam berdasarkan warna bulu dan atau bentuk comb dalam satu breed, contoh Single Comb White Leghorn (SCWL).

Yolk (kuning telur) atau ovum : Bagian telur paling dalam yang mengandung lemak, trigliserida, glukosa, mineral, dan karoten.

Zona neutral thermic (ZNT) : Temperatur yang ideal dan nyaman untuk pemeliharaan ayam, yaitu antara 15 - 22 derajat Celcius

Ditulis oleh : Galuh Adi Insani (adioranye)